Viral Kisah Warung 'Getok' Harga di Bukit Bintang, Ini Kata Satpol PP

Viral Kisah Warung 'Getok' Harga di Bukit Bintang, Ini Kata Satpol PP

Pradito Rida Pertana - detikFood
Selasa, 20 Apr 2021 16:30 WIB
Viral Kisah Warung Getok Harga di Bukit Bintang, Ini Kata Satpol PP
Foto: Facebook Deni Kurniawan
Gunungkidul -

Kisah warung 'getok' harga atau menarifkan harga mahal untuk makanannya kembali terjadi. Kali ini seorang netizen merasakannya setelah bersantap di Bukit Bintang, Gunungkidul.

Seorang pengguna Facebook bernama Deni Kurniawan mengunggah keluhan dan gambar nota pembayaran makan minum di salah satu rumah makan di Bukit Bintang ke sebuah grup. Dia mengunggahnya karena menilai harga makanan dan minuman itu terlalu mahal.

Terkait hal tersebut Satpol PP Kabupaten Bantul meminta agar seluruh pedagang tidak memanfaatkan momentum ramainya kunjungan dengan mematok harga makanan dan minuman di luar batas wajar. Pasalnya hal itu akan berdampak bagi kunjungan ke salah satu spot makan di Pedukuhan Plesedan, Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut isi unggahan akun Facebook Deni Kurniawan di sebuah grup Facebook.

Viral Kisah Warung 'Getok' Harga di Bukit Bintang, Ini Kata Satpol PPViral Kisah Warung 'Getok' Harga di Bukit Bintang, Ini Kata Satpol PP Foto: Facebook Deni Kurniawan

'Sekedar uneg2..singkat cerita, ngabuburit untuk menunggu waktu buka puasa tiba,,bingung cari tempat buat makan..setelah muter-muter lama,akhirnya diputuskan makan di bukit bintang..jalan lah kita kesana...nemu parkir di depan masjid..tepat parkir di halaman masjid di daerah area bukit bintang..jalan gak jauh dari masjid itu ada warung makan..pesenlah kita diwarung itu..ternyta setelah pesanan tiba dan waktunya bayar wow....#simpulkan sendiri aja yee - di Bukit bintang,patuk,gunungkidul'.

ADVERTISEMENT

Unggahan tersebut juga menyertakan foto nota rincian biaya yang dikeluarkan, namun tidak ada nama tempat makan. Dalam nota tersebut tertulis 1 mendoan Rp 15 ribu , 1 ayam bakar Rp 25 ribu, 2 Indomie rebus Rp 30 ribu, 1 Kentang Rp 10 ribu, 2 es teh Rp 12 ribu, 1 es kelapa muda Rp 15 ribu dan 1 Aqua Rp 5 ribu.

Sehingga total yang harus dibayar Deni Rp 110.000. Hingga sore ini, unggahan itu sudah dikomentari 36.324 netizen dan dibagikan sebanyak 938 kali.

"Terkait masalah harga dan lain sebagainya, itu sebenarnya ya saya yakin sebenarnya di sana ada semacam paguyuban dan kalau ada seperti itu juga ada kendali di internal agar tidak ngapokke pengunjung," kata Kepala Satpol PP Kabupaten Bantul Yulius Suharta saat dihubungi detikcom, Selasa (20/4/2021).

Menyoal langkah terkait pengaturan harga pedagang di kawasan Bukit Bintang, dia mengaku itu bukan ranah Satpol PP. Menurutnya dari paguyuban yang seharusnya menentukan langkah.

Viral Kisah Warung 'Getok' Harga di Bukit Bintang, Ini Kata Satpol PPViral Kisah Warung 'Getok' Harga di Bukit Bintang, Ini Kata Satpol PP Foto: Facebook Deni Kurniawan

"Tapi di Satpol PP tidak bisa sampai menyentuh sampai ke sana. Itu bukan ranah Satpol PP terkait menentukan harga," katanya.

"Tapi mungkin bisa memberi pembinaan agar mereka jangan sampai mengambil suatu momentum kemudian pada saat itu mengambil keuntungan sebesar-besarnya tanpa mempertimbangkan ke depannya," lanjut Yulius.

Pasalnya, kawasan Bukit Bintang berada pada posisi lintas kawasan. Sehingga penanganannya perlu ada suatu koordinasi lintas wilayah. Terlebih di kawasan tersebut sejatinya bukan sentra kuliner.

"Kemudian sementara waktu sebenarnya dari sisi tata ruang bukan jadi suatu area untuk pusat kuliner, tapi kan itu sudah terlalu banyak pelaku usaha di sana," katanya.

"Sehingga memang perlu diambil langkah-langkah kebijakan mungkin di tingkat provinsi nanti bersama Kabupaten kota yang berbatasan dengan itu (Bukit Bintang)," imbuh Yulius.

Pihaknya saat ini juga tengah melakukan pendataan terkait jumlah pelaku usaha di kawasan Bukit Bintang. Semua itu bagian dari penataan kawasan tersebut.

"Kami baru sebatas pendataan jumlah pelaku usaha di sana dan edukasi terkait segala sesuatu yang ada kaitannya dengan aktivitas pelaku usaha di sana, salah satunya parkir dan sebagainya karena di situ jalur lintas provinsi," ucapnya.

(adr/adr)

Hide Ads